.: diri~ :.

Friday, September 17, 2010

Tiada apa yang istimewa~ Cuma keluhan hati yang sedang kesakitan. Yang entah menunggu saatnya mati.. sedangkan hati itu rindu~ rindu pada jiwa yang melembutkan.. rindu pada ketenangan yang telah hilang~ rindu akan dirinya.. terkadang aku merasakan, aku adalah insan yang kehilangan~ mencari di mana arahnya tuju.. gelintar pada getirnya hidup.. apa yang aku ingin kan sebenarnya? Apa yang hati ini inginkan?

Kebahagiaan?

Ketenangan?

Cinta?

Lalu mengapa setelah cinta itu dimiliki, hati itu tetap sepi? Aku merintih~ dalam diam aku bicarakan semuanya pada diariku~ menjadi teman yang setia menemani saatnya indahnya keriangan.. dan sakitnya kedukaan.. diari yang sering kali menjadi semangat hidupku.. yang kembali mengingatkan diriku tentang siapa aku~ entahlah.. kali ini aku tewas.. terjatuh yang entah atau tidak untuk bangun kembali. Aku ingin berlari~ kembali melakar senyuman pada ikhlasnya persahabatan.. melihat riangnya anak kecil yang bermain~ kembali merasai kelembutan yang satu ketika dahulu pernah menjadi sebahagian dari dirinya~ aku ingin menjadi seperti umar.. tegas dalam perkataannya~ menjadi uthman yang indah kesopanan diri nya~ menjadi ali yang pintar dalam keputusannya~ tetapi hakikatnya ini adalah aku.. yang sering mengeluh.. Mengapa harus dia menjadi umat di akhir zaman. Mengapa harus dia diuji~ dan perlahan akal berbicara..

“Akhi, salahkah jika Allah menguji mu? Salahkah Allah ingin menyayangi dirimu akhi?”

“tidak wahai diri.. bahkan tidak~ tapi adakah aku mampu untuk menghadapinya? Apa mampu aku memikulnya?”

“Akhi, tidak akan terbeban seseorang itu melainkan apa yang mampu dibebankan keatas dirinya. Dirimu mampu memikulnya akhi~ akhi.. semati pesanan rasul, selangkah engkau menuju Dia, seribu langkah Dia menghampirimu. Jangan lemah akhi, jangan..
“Walatahinu wala tahzanu~” janganlah kamu merasa lemah dan janganlah kamu bersedih hati~ engkau dilahirkan dengan kasih sayang, dan dengan kasih sayang engkau diuji. Allah sedang berbicara denganmu akhi”

Aku terdiam~ air mataku mengalir. Semakin lama semakin deras dipipi. Aku teresak. Allah~ sudah berapa lama hati ini kering dari kasihMu. Sudah berapa lama hati ini jauh dari Mu~ aku rindu padaMu tuhan. Aku menzalimi diriku sendiri~ mencari kasihnya insan tanpa menyedari engkau tetap setia disisi. Menemaniku disetiap hembusan udara yang aku hela. Allah~ Engkau menjadikanku dengan sebaik-baik ciptaan. Diantara ribuan benih yang berlari, aku yang menjadi juaranya~ mengapa yang antara ribuan itu bukan ali yang lahir ke dunia? Mengapa bukan aminah? Hassan? Ataupun zainab? Tetapi yang dilahirkan ke dunia itu aku~ insan yang masih bernafas dalam sebuah jiwa~ aku dilahirkan tanpa aku pinta~ tetapi dengan Kasih Sayang Mu~ Aku dilahirkan.. Siapa yang mengajarkan aku menangis saatnya aku lahir? Saatnya aku lemah segalanya? Adakah kekasih hatiku? Adakah sahabat2 ku? Tidak~ tidak Ilahi.. Engkau yang mengajarkanku segalanya~ Engkau yang memberiku tangisan agar lahirnya aku didunia tidak terpisah dengan rahmat Mu~ kerana kasihnya sifatMu, aku masih disini. Mengecapi indahnya suka dan duka sebuah kehidupan. Sungguh, Engkau menyanyangiku melebihi kasihnya ibuku~ dan perlahan aku membesar dewasa.. melalui zaman kanak-kanak disamping ibu bapa yang telah Engkau anugerahkan. Engkau kirimkan pada hamba Mu ini ibu dan bapa disisi ku, agar aku tidak tewas di telan permainan nya dunia~ Engkau berikan aku sahabat, saat aku kesunyian keseorangan~ dan saat nya aku dewasa, Engkau berikan aku kekasih hati sebagai pelengkapnya Cinta~ Allah.. apa yang melebihi kasih Mu pada hamba Mu ini? Sungguh, Engkau mencintai aku melebihi setiap cintanya insan padaku~ Engkau menyanyangi aku walaupun pengkhiatan Engkau terima dari ku. aku benar, hamba yang tidak bersyukur pada Mu ilahi~ hamba yang sering menzalimi dirinya sendiri~

“Wahai nafsu, tenang-tenanglah dirimu. Akan aku sirami Engkau dengan cintanya Maha Cinta~ dan wahai iman, tetaplah engkau disisiku menemaniku mengapai cinta Dia, walaupun itu mungkin menuntut seribu tahun lagi~ teguhlah diri kalian bersamaku~”

Kata-kata saidina Ali kembali menerjah fikiran. Hati itu buas~ barangsiapa menjinakkannya, maka hati itu akan datang kepadanya~ sahabat, aku bukanlah insan yang sempurna. Kerana aku masih perlukan kalian bersama denganku. Menemani aku bersama dijalan ini. aku akui, aku lemah tak berdaya~ dan tetaplah bersamaku~ kembali membina kekuatan yang telah hilang~ mencari pada jernihnya ukhwah~ akhir kalam, ingatlah.. tidak akan diuji seseorg itu melainkan mampu diuji~ tidak akan dipikul melainkan mampu dipikul. hakikatnya hati itu gersang~ kering dari siraman air iman~ siramilah ia. walaupun tidak seindah siraman air kauhtar, tetaplah berdiri~ insya Allah~

0 kRitIkaNs: